MedanBisnis – Medan. Cuaca panas ekstrim belakangan ini harus menjadi
perhatian bagi petani. Pasalnya, dapat berdampak pada faktor pertumbuhan
ataupun produktifitas yang akan dihasilkan. Untuk mengantisipasi
kekurangan air, teknologi air tetes dapat digunakan.
"Teknologi air tetes, sederhananya
untuk mengatasi ketersediaan air," kata Untung J. Meliala, petani di
Desa Namuriam, Kecamatan Pancur Batu, Deliserdang kepada MedanBisnis,
Selasa (16/4).Menurutnya, air merupakan kebutuhan pokok bagi perkembangan tanaman. Kekurangan air bisa berpengaruh terhadap produktivitas. Karena itu, di tengah cuaca panas yang ekstrim, ketersediaan air harus selalu dijaga.
Dikatakannya, teknologi air tetes adalah penyaluran air ke tanaman dengan menggunakan pipa-pipa panjang dari mesin pompa air. Dengan demikian, ketika tidak ada hujan, kebutuhan air tetap bisa dipenuhi. "Kita tinggal mengisi air di bak, ketika diperlukan, kita salurkan lewat pipa-pipanya," katanya.
Dijelaskan Untung, untuk membuatnya, yang pertama kali harus dipersiapkan sumur sebagai sumber airnya. Dengan menggunakan mesin pompa dipasangkan 2 pipa besar yang kemudian disambung dengan pipa yang lebih kecil ke titik-titik yang diperlukan. Dengan demikian, bisa menjangkau ke setiap sudut yang akan dialiri. "Dengan begitu, lahannya akan tetrap basah, dan itu juga memudahkan kita untuk pemeliharaan tanaman," katanya.
Penerapan teknologi air tetes yang mereka lakukan ini merupakan sumbangan pemerintah dari dana bantuan sosial (Bansos) tahun 2011. Bantuan itu berupa pembuatan sumur, bak, pipa dan pengelolaan air lainnya. "Cuaca dan iklim ekstrim yang sering berubah seperti sekarang ini tidak bisa dilawan, tapi kita bisa mengatasinya dengan teknologi air tetes," pungkasnya. (dewantoro)
Sumber : http://www.medanbisnisdaily.com
Post a Comment