Tapi bukan itu esensi sebenarnya, memang Teknologi memang sangat membantu agar konsumsi bahan bakar bisa ditekan, Tapi irit atau tidak bisa juga sangat tergantung Teknologi dan tipikal pengendara. Dua-duanya sangat mendukung, jadi Bensin irit tergantung teknologi dan tipikal pengendara.
Pertanyaan besar pun menggelayut dari banyak orang, faktor apa yang paling dominan mempengaruhi keiritan BBM? Apakah teknologi mesin atau perilaku berkendara? Nah, berikut beberapa poin yang diserap Tunjung Pangajom, Service Manager PT. Mazda Motor Indonesia, usai pengujian teknologi SKYACTIV Mazda CX-5 oleh beberapa wartawan, minggu lalu.
Menurut Tunjung, pada dasarnya secara
teori, kedua hal tersebut sama bobotnya. Tanpa teknologi, sebaik apa pun
perilaku berkendara tetap akan boros. Sebaliknya sebaik apa pun
teknologi, jika perilaku berkendara buruk tetap akan boros. Inilah yang dimaksud dengan kompromi.
Teknologi Dominan
Namun dengan teknologi—pada Mazda
disebut SKYACTIV Technology—kompromi bisa ditekan. Dan bahkan teknologi
cenderung lebih memainkan peranan membuat konsumsi BBM bisa ditekan.
Apalagi jika ditambah perilaku berkendara yang benar, mobil yang irit
bakal lebih mudah dicapai.
Bahkan jika teknologi semakin mutakhir,
kompromi bisa dihilangkan. Artinya, mesin atau teknologi akan lebih
dominan. Kecenderungan ke arah itu sudah dibuktikan dalam ajang ”E-Halt
Challange Unleash & Believe”. Berbagai perilaku berkendara masih
membuat hasil konsumsi bahan bakar Mazda CX-5 di atas 10 km/ liter
(paling irit 19,8 km/ liter).
”Meskipun dampak perilaku berkendara
masih ada terhadap konsumsi bahan bakar, tapi sangat minim. Contohnya
hasil kemarin, ternyata justru pemenangnya adalah peserta yang memacu
mobil dengan kecepatan cukup tinggi (50–60 kpj, yang lain 30–40 kpj),
irit tidak berarti lambat. Bisa dibuktikan bahwa SKYACTIV Technology
mampu menghindari kompromi antara konsumsi bahan bakar dan keasyikan
mengemudi,” tegas Tunjung.
Jadi, di masa depan atau bahkan saat ini
sudah diciptakan, orang akan lebih mengandalkan teknologi ketimbang
perilaku eco drive. Sehebat apa pun ilmu eco drive, tanpa teknologi
bakal tak maksimal. Tapi dengan teknologi, perilaku berkendara yang
serabutan bisa ditutup dengan ”mesin pintar” dan mampu menghemat bbm.
Sumber : otomotif.kompas.com
Post a Comment