Dalam setiap kegiatan produksi selain dihasilkan suatu produk yang 
mempunyai nilai tambah tinggi, juga dihasilkan limbah baik limbah padat,
 cair, maupun gas. Termasuk di dalamnya kegiatan industri pertambangan 
dan kimia yang menggunakan bahan baku dari bahan galian tambang. 
Beberapa jenis industri kimia yang menghasilkan limbah padat antara lain
 industri pembuatan antena yang menggunakan bahan baku aluminium 
menghasilkan limbah berupa sludge mengandung aluminium, 
industri elektronika yang menggunakan bahan baku lempengan logam tembaga
 menghasilkan limbah cair yang mengandung tembaga klorida, dan industri 
permesinan yang menangani material-material terbuat dari besi 
menghasilkan limbah padat berupa skrap besi. Jumlah limbah yang 
dihasilkan tersebut cukup besar sesuai dengan banyaknya pabrik yang 
melakukan aktifitas kegiatan produksi.
 Sebagai contoh pabrik antena yang
 ada di daerah Gedebage menghasilkan sludge sebanyak 10 ton per bulan. 
Pabrik elektronika didaerah Cicalengka menghasilkan limbah yang 
mengandung tembaga mencapai  40 ton / bulan. Sementara limbah skrap besi
 jumlahnya cukup besar dan tersebar diberbagai lokasi. Apabila 
limbah-limbah tersebut di atas tidak dikelola dan diolah dengan baik 
akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Dengan menggunakan 
metode pengolahan limbah yang tepat, selain terjadinya pencemaran 
lingkungan dapat dicegah, juga dapat diperoleh nilai tambah yang tinggi,
 karena limbah-limbah tersebut di dalamnya masih terkandung 
komponen-komponen berharga seperti Al, Cu, dan Fe yang masih memiliki 
nilai ekonomi.
Dalam upaya pemanfaatan limbah yang masih 
mempunyai nilai eknonomi dan sekaligus membantu mengatasi masalah 
pencemaran lingkungan, maka telah dilakukan serangkaian kegiatan 
penelitian pengolahan limbah yang mengandung Al untuk dijadikan tawas, 
limbah yang mengandung tembaga untuk diambil tembaganya, dan limbah 
skrap besi untuk dijadikan ferosulfat. Tawas dan fero sulfat merupakan 
bahan koagulan yang banyak dipakai untuk pengolahan air limbah dan air 
minum, sedangkan logam tembaga banyak digunakan dalam industri listrik 
dan elektronika, industri kimia dll.
Penelitian ini dilakukan baik pada skala laboratorium maupun skala 
pilot. Pada skala laboratorium, peralatan yang digunakan untuk keperluan
 percobaan berupa alat-alat gelas seperti beaker yang 
dilengkapi pengaduk dan pemanas. Sedangkan pada skala pilot digunakan 
peralatan berupa reaktor terbuat dari stainless steel yang dilapisi 
timbal (untuk limbah sludge aluminium) dan reaktor terbuat dari
 bahan fiber yang dilengkapi pipa sirkulasi untuk limbah cair tembaga 
klorida dan skrap besi. Untuk memisahkan padatan dan cairan dari hasil 
proses tersebut digunakan bak pengendap dan filter press.
Hasil penelitian pemanfaatan tiga jenis limbah (skrap besi, sludge
 Al, dan cairan CuCl2) tersebut di atas adalah sebagai berikut : skrap 
besi (kadar Fe =84,2%) dijadikan ferosulfat dengan kondisi percobaan 
terbaik pada konsentrasi asam sulfat 25%, lama reaksi   24 jam, persen 
solid   11,72 %, yang menghasilkan persen ekstraksi Fe sebesar 75,05 % 
dan menghasilkan produk ferosulfat (Fe2SO4) sebanyak 3,14 kg untuk 
setiap kg skrap besi, limbah sludge aluminium (kadar  Al2O3  12,48 % dan
 air 70%) dapat dijadikan tawas dengan kondisi percobaan terbaik 
diperoleh pada konsentrasi asam sulfat  19,25 %, lama reaksi  3  jam, 
persen solid 21,13 %, yang menghasilkan persen ekstraksi Al2O3  sebesar 
70,79 % dan menghasilkan produk tawas (Al2SO4) cair sebanyak 0,9 kg 
untuk setiap kg limbah. Sedangkan limbah cair yang mengandung tembaga 
(kadar Cu 88,928 gr/L) dapat diolah menjadi logam tembaga pada kondisi 
percobaan terbaik sebagai berikut: jumlah skrap besi yang dibutuhkan 144
 kg untuk 1400 kg limbah, lama reaksi 7 jam, suhu sesuai hasil reaksi (eksoterm).
 Endapan tembaga yang dihasilkan dari proses presipitasi sebanyak 120 kg
 dan setelah dilebur diperoleh produk logam tembaga sebanyak 99 kg 
dengan kadar Cu 97,70 %.  Total dari logam tembaga yang dihasilkan 
sebesar 0,07 kg/kg larutan tembaga klorida atau  persen perolehan total 
sebesar 90,64%.
Limbah industri yang diteliti mengandung logam tembaga, tawas dan 
ferosulfat. Kandungan logam dari limbah tersebut dapat diperoleh dalam 
kondisi optimum baik pada skala laboratorium  maupun pilot plant.
Sumber : http://www.tekmira.esdm.go.id 
HomePEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN DAN INDUSTRI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI KIMIA

Post a Comment