Cara kerja teknologi ini, ion positif dan ion
negatif yang dikeluarkan dari plasmacluster akan bekerja mencari mikro
organisme berbahaya di udara atau yang menempel di peralatan. Kemudian
Ion akan bereaksi ketika menempel pada permukaan mikro organisme,
seketika itu pula ion berubah menjadi OH radikal dan menarik unsur
hidrogen (H). Kemudian mikro organisme tidak aktif (non-aktif) dan
penarikan OH radikal terhadap unsur hidrogen (H) akan kembali ke udara
kemuduan menjadi kandungan air (H2O). Penjernihan udara dengan ion
plasmacluster itu disebut metode penjernuhan udara aktif. Udara di
ruangan menjadi bersih dan berkualitas seperti menghirup udara di hutan
alam bebas.
Dengan teknologi plasmacluster konsentrasi ion
tinggi itu, ternyata bukan saja mempu menjernihkan udara dan
menghilangkan bau-bau dalam ruangan. Berdasarakan penelitian Fakultas
Kedokteran UI tahun 2009, ion yang dihasilkan plasmaculster ternyata
mampu mengurangi 99% virus berbahaya seperti virus influenza H5NH1 dan
virus H1N1 yang menyerang manusia.
Penelitian dilakukan dalam ruangan tertentu dengan
metode tertentu dalam jangka waktu 6 bulan. Hasil yang diperoleh 99%
konsentrasi virus influenza yang digunakan dalam eksperimen teknologi
plasmacluster menurun. “Dari penelitian ini setidaknya dapat diambil
kesimpulan, Plasmacluster dari Sharp aman digunakan dalam ruangan untuk
menekan konsentrasi virus influenza infeksius di dalam ruangan
tertutup”. Demikian penelitian FK-UI tersebut.
Teknologi penjernih udara yang aman bagi kesehatan
dan ramah lingkungan serta hemat listrik, tentu menjadi kebutuhan setiap
manusia modern saat ini. Sebab tidak hanya di kota-kota besar, polusi
udara di kota kecilpun menunjukkan peningkatan setiap tahun seiring
dengan pertumbuhan industri penggunaan kendaraan bermotor serta produksi
dan pembakaran sampah.
Fakta Pencemaran Udara di Indonesia
Berdasarakan penelitian Pusat Pengendalian Dampak
Lingkungan (Pusarpedal) di 30 kota menunjukkan, secara umum, udara hasil
Total Suspended Partikulat (TSP) tahun 2006 melebihi baku mutu atau
tidak layak dihirup. Antara lain, Jakarta, Denpasar, Semarang Surabaya
dan Makassar, Medan, Palangkaraya, Pekanbaru, Jambi, Pontianak, Bandung,
Semarang, Surabaya, Denpasar. Masih menurut pantauan tersebut, Jakarta,
sepanjang tahun 2006, hari yang tidak sehat mencapai 54 hari, hari
sedang 231 hari dan 88 hari dikategorikan baik. Mungkin bila penelitian
kembali dilakukan, jumlah hari yang tidak sehat di Jakarta atau di kota
laian jumlahnya akan lebih banyak.
Penyebab pencemaran udara, tingginya aktifitas
industri atau banyaknya kendaraan bermotor. Setiap hari ribuan sepda
motor dan mobil bertambah di jalan raya. Semakian meningkatnya aktifitas
kendaraan, semakin massif pula pembakaran bahan bakar fosil, pemakaian
zat-zat kimia semprot ke udara termasuk pembakaran sampah rumah tangga.
Pencemaran udara juga bisa disebabkan faktor alam, seperti seperti
letusan gunung berapi, bau tidak enak akibat sampah organik.
Pencemaran udara lebih banyak tidak terlihat oleh
mata telanjang. Di rumah, di kantor bahkan di jalan raya jarang sekali
mendapat udara pekat hingga pengap saat dihirup sehingga kita merasa
aman-aman saja. Sementara bila terjadi letusan gunung atau pembakaran
sampah-sampah, akan terlihat udara pekat dan kitapun mudah
menghindarinya atau melindungi pernafasan dengan masker.
Padahal belum tentu tingkat bahaya pencemaran udara
yang pekat atau tidak kasat mata itu jauh lebih ringan. Banyak zat
berbahaya di udara tidak mengeluarkan bau dan warna. Tak jarang kita
mendengar berita, seseorang di dalam kendaraan ditemukan pingsna bahkan
meninggal karena menghirup racun. Zat yang tidak berbau dan berwarna ini
dalam ilmu kimia disebut Karbon Monoksida (CO), dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar posil seperti gas dari pembuangan
kendaraan bermotor.
Dapat dibayangkan, jika saat ini kita dan anggota
keluarga tercinta sehari-hari menghirup udara yang tercemar. Sehari
setiap orang menghirup udara hampir 3000 galon. Maka bisa disimpulkan
pula, jika sepersekian persen udara yang kita hurup tercemar zat kimia
berbahaya, berarti setiap hari meningkatkan penurunan mutu kesehatan.
Pantas bila organisasi kesehatan dunia WHO memprediksi, lebih dari
800.000 kematian pertahun warga dunia akibat polusi udara. Sebuah angka
yang tidak sedikit. Mengerikan bukan?
Solusi Plasmacluster dari Sharp
Dari fakta-fakta di atas sedikit banyak memberi
gambaran bahwa kesehatan manusia terancam hanya karena udara yang
dihirup. Sharp terinpirasi akan kebutuhan kesehatan manusia itu sehingga
muncullah teknologi plasmacluster yang mampu menjernihkan udara layak
hirup dan lebih berkualitas.
Sardianto Bun seorang wiraswata dalam testimoni kepada Shrap mengatakan,
“dua tahun sudah saya dan keluarga menikmati udara yang lebih bersih
(dan jauh lebih sehat, tentunya) di dalam rumah saya, karena saya
memakai penjernih udara Plasmacluster dari Sharp”.
Hal serupa dikatakan Dewi seorang karyawan. “Saya
tertarik dengan Plasmacluster untuk tujuan kesehatan. Dalam banyak cara
saya ingin memiliki hidup yang lebih sehat jadi teknologi Plasmacluster
menarik”.
Selain dari sisi fungsi yang menakjubkan, bentuk
plasmacluster Sharp juga tidak kaku seperti tampilan penjernih udara
yang hanya menempel di dinding atau sudut ruangan. Karena tampilan dan
bentuknya elegan, Plasmacluster Sharp bisa dipindah-pindah baik di
ruangan rumah atau kamar sesuai kebutuhan dengan ukuran yang disesuaikan
hingga luas jangkauan penjernihan 19M2. Plasmacluster Sharp lebih kecil
bisa juga disimpan di meja dengan menggunakan tenaga batrai dari
laptop juga digunakan dalam mobil.
Dari properma seperti itu, memasang penjernih udara
tidak ribet lagi. Plasmacluster Sharp tinggal simpan di ruang yang
diinginkan jalankan dan ruangan akan segar, sesegar udara pagi di alam
bebas. “Ion Plasmacluster dari Sharp, benar-benar pantas jadi pahlawan
penjernih udara sehat”. (*)
Sumber : http://teknologi.kompasiana.com
Post a Comment