Popular Post

Bensin Irit Tergantung Teknologi dan Tipikal Pengendara

Monday, May 6, 20130 comments

Akhir-akhir ini banyak produsen mobil atau sepeda motor mengadakan lomba irit menggunakan produknya. Tujuannya jelas, membuktikan seberapa irit kendaraan yang diniagakan. Hasilnya bisa sangat luar biasa irit, bahkan cenderung fantastis.
Tapi bukan itu esensi sebenarnya, memang Teknologi memang sangat membantu agar konsumsi bahan bakar bisa ditekan, Tapi irit atau tidak bisa juga sangat tergantung Teknologi dan tipikal pengendara. Dua-duanya sangat mendukung, jadi Bensin irit tergantung teknologi dan tipikal pengendara.

Pertanyaan besar pun menggelayut dari banyak orang, faktor apa yang paling dominan mempengaruhi keiritan BBM? Apakah teknologi mesin atau perilaku berkendara? Nah, berikut beberapa poin yang diserap Tunjung Pangajom, Service Manager PT. Mazda Motor Indonesia, usai pengujian teknologi SKYACTIV Mazda CX-5 oleh beberapa wartawan, minggu lalu.
Menurut Tunjung, pada dasarnya secara teori, kedua hal tersebut sama bobotnya. Tanpa teknologi, sebaik apa pun perilaku berkendara tetap akan boros. Sebaliknya sebaik apa pun teknologi, jika perilaku berkendara buruk tetap akan boros. Inilah yang dimaksud dengan kompromi.
Teknologi Dominan
Namun dengan teknologi—pada Mazda disebut SKYACTIV Technology—kompromi bisa ditekan. Dan bahkan teknologi cenderung lebih memainkan peranan membuat konsumsi BBM bisa ditekan. Apalagi jika ditambah perilaku berkendara yang benar, mobil yang irit bakal lebih mudah dicapai.
Bahkan jika teknologi semakin mutakhir, kompromi bisa dihilangkan. Artinya, mesin atau teknologi akan lebih dominan. Kecenderungan ke arah itu sudah dibuktikan dalam ajang ”E-Halt Challange Unleash & Believe”. Berbagai perilaku berkendara masih membuat hasil konsumsi bahan bakar Mazda CX-5 di atas 10 km/ liter (paling irit 19,8 km/ liter).
”Meskipun dampak perilaku berkendara masih ada terhadap konsumsi bahan bakar, tapi sangat minim. Contohnya hasil kemarin, ternyata justru pemenangnya adalah peserta yang memacu mobil dengan kecepatan cukup tinggi (50–60 kpj, yang lain 30–40 kpj), irit tidak berarti lambat. Bisa dibuktikan bahwa SKYACTIV Technology mampu menghindari kompromi antara konsumsi bahan bakar dan keasyikan mengemudi,” tegas Tunjung.
Jadi, di masa depan atau bahkan saat ini sudah diciptakan, orang akan lebih mengandalkan teknologi ketimbang perilaku eco drive. Sehebat apa pun ilmu eco drive, tanpa teknologi bakal tak maksimal. Tapi dengan teknologi, perilaku berkendara yang serabutan bisa ditutup dengan ”mesin pintar” dan mampu menghemat bbm.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. info - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger